Penyearah Terkendali Thyristor

Penyearah Terkendali Thyristor 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, penyearah tak terkendali menghasilkan tegangan keluaran DC yang tetap. Bila dikehendaki tegangan keluaran yang bisa diubah-ubah, digunakan Thyristor sebagai pengganti dioda. Tegangan keluaran penyearah Thyristor dapat diubah-ubah atau dikendalikan dengan mengendalikan sudut penyalaan  α dari  Thyristor. Penyalaan ini dilakukan dengan memberikan pulsa trigger pada gate Thyristor.  Pulsa trigger dibangkitkan secara khusus oleh rangkaian trigger.

Penyearah Thyristor Setengah Gelombang Satu Phasa 

Rangkaian penyearah  Thyristor  kelebihannya tegangan outputnya bisa diatur, dengan mengatur sudut penyalaan gate  Thyristor. Sebuah Thyristor Q1 dan sebuah beban resistif RL dihubungkan dengan listrik AC  gambar-10.29. Pada gate diberikan pulsa penyulut  α, maka Thyristor akan konduksi dan mengalirkan arus kebeban. Dengan beban resistif  RL maka arus dan tegangan yang dihasilkan sephasa.   

Pada  gate  Thyristor diberikan penyalaan sebesar α, maka tegangan positif saja yang dilewatkan oleh  Thyristor  gambar-10.30 Tegangan negatif di blok tidak dilewatkan, khususnya karena bebannya resistif RL. Kondisinya berbeda jika beban mengandung induktor, dimana antara tegangan dan arus ada beda phasa.  

Pada beban resistif RL, ketika sudut penyalaan α 
diperbesar, tegangan output yang dihasilkan akan mengecil sesuai dengan sudut konduksi dari Thyristor.  

Persamaan tegangan pada beban resistif setengah gelombang: 
 









Pada beban resistif  RL akan dihasilkan tegangan dan arus yang sephasa  gambar-10.31.  Dengan penyearah  Thyristor setengah gelombang hanya gelombang positif dari sinusoida yang dilewatkan, gelombang negatif di blocking oleh Thyristor.Yang termasuk beban resistif, misalnya lampu pijar, pemanas heater, rice cooker.  

Untuk beban terpasang mengandung resistif-induktif, arus beban dengan tegangan tidak sephasa, saat  Thyristor diberikan trigger  α  arus beban naik dan tidak segera mencapai nol, saat tegangan berada dititik nol. Thyristor akan konduksi lebih lama sebesar sudut  θ   dan pada beban muncul siklus tegangan negatif gambar-10.32. Beban yang mengandung resistif-induktif adalah beban motor.  

Rangkaian pengaturan beban dengan Thyristor setengah gelombang dihubungkan dengan sumber tegangan AC, sisi beban mengandung resistif-induktif,  misalnya beban motor DC. Terminal gate  Thyristor dihubungkan dengan modul trigger, untuk daya kecil hubungan modul trigger ke gate  Thyristor bisa langsung gambar-10.33.  

Analisa gelombang yang dihasilkan Thyristorhanya konduksi saat tegangan positif saja,tegangan negatifnya diblok. Tetapi arus positif dan sebagian arus negatif dilakukan oleh 
Thyristor. 








Untuk daya yang lebih besar, gate dikopel dengan trafo pulsa. Trafo pulsa dan gunanya sebagai isolasi rangkaian  Thyristor dengan modul trigger gambar-10.34. Potensiometer modul penyulut trigger untuk mengatur sudut penyalaan  α. Ada Diode  R1 yang diparalel dengan beban yang disebut sebagai free wheel Diode. 


Pada beban resistif-induktif ditambahkan sebuah Diode R1 (free wheel Diode). Saat  Thyristor menuju OFF maka induktor akan membangkitkan tegangan induksi,  Diode free-wheel akan mengalirkan tegangan induksi sehingga tidak merusak  Thyristor. Pada beban resisitip-induksip, sudut pengaturan sudut  α untuk beban resistif-induktif effektif antara  0° sampai 90°

Grafik tegangan Udα fungsi penyalaan sudut α,untuk beban resistif dan beban induktif gambar-10.35.  Beban resistif memiliki sudut pengaturan  pulsa triger dari 0° sampai 180° Untuk beban induktif sudut pengaturan pulsa trigger, 
direkomendasikan antara 0° sampai 90°.









Penyearah Thyristor Gelombang Penuh Satu Phasa 

Penyearah terkendali penuh satu phasa dengan empat buah Thyristor Q1, Q2, Q3 dan Q4 dalam hubungan jembatan gambar-10.36.  Pasangan Thyristor adalah Q1-Q4 dan Q2-Q3, masing-masing diberikan pulsa penyulut pada sudut α untuk siklus positif dan siklus negatif tegangan sumber.  Dengan beban resistif RL, pada sudut penyalaan  α maka  Thyristor Q1 dan Q4 akan konduksi bersamaan, dan pada tahap berikutnya menyusul Thyristor Q2 dan Q3 konduksi. Pada beban resistif RL, bentuk tegangan searah antara tegangan dan arus se-phasa. 
Persamaan penyearah Thyristor gelomabang penuh satu phasa beban resistif 
RL, pengaturan sudut α dari 0° sampai 180°

Udα =0,5.Udo (1+ cos α) 
Udo = 0,9.U 

Udα Tegangan searah terkendali 
Udo  Tegangan DC Diode 
U  Tegangan effektip 
α  Sudut penyalaan gate 

Untuk beban mengandung resistif dan induktif, pengaturan sudut  α dari 0° sampai 90° saja, berlaku persamaan tegangan sebagai berikut: 

Udα =0,5.Udo cos α 
Udo = 0,9.U 

Udα Tegangan searah terkendali 
Udo  Tegangan DC Diode. 
U  Tegangan effektip 
α Sudut penyalaan gate 


Penyearah Thyristor Setengah Gelombang Tiga Phasa 

Rangkaian penyearah  Thyristor setengah gelombang tiga phasa dengan tiga Thyristor Q1, Q2 dan Q3. Katode ketiga Thyristor disatukan menjadi terminal positif, terminal negatif dari kawat netral N, dengan beban resistif RL gambar-10.37. Masing-masing Thyristor mendapatkan pulsa penyalaan yang berbeda-beda melalui  UG1, UG2, UG3.   Penyearah tiga phasa digunakan untuk mendapatkan nilai rata-rata tegangan keluaran yang lebih tinggi dengan frekuensi lebih tinggi dibanding penyearah satu phasa. Aplikasi dipakai pada pengaturan motor DC dengan daya tinggi. Tegangan DC yang dihasilkan 
melalui beban resistif RL.  
Arus searah negatif kembali ke sekunder trafo melalui kawat N. Tegangan DC yang dihasilkan mengandung  ripple. Karena tiap phasa tegangan masukan berbeda 120° maka pulsa penyulutan diberikan dengan beda phasa 120° 

Pada beban resistif, pengaturan sudut penyalaan trigger α dari 0° sampai 150° Untuk beban induktif pengaturan sudut penyalaan  α antara 0°
sampai 90° gambar-10.38.   
  
Persamaan tegangan pada beban resistif,  

Udα =Udo. cos α 
Udo = 0,676 . U 

Udα Tegangan searah terkendali 
Udo  Tegangan DC Diode 
U  Tegangan efektif 
α Sudut penyalaan gate 


Penyearah Thyristor Gelombang Penuh Tiga Phasa 

Penyearah Thyristor  tiga phasa terdiri atas enam buah Thyristor Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, dan Q6. Katoda dari Diode Q1,Q3 dan Q5 disatukan sebagai terminal positif, dan anode dari  Thyristor Q4, Q6 dan Q2 disatukan menjadi terminal negatif. Masing-masing Thyristor mendapatkan pulsa penyalaan yang berbeda-beda melalui  UG1, UG2, UG3, UG4 ,UG5,   dan UG6.   Sebuah beban resistif  RL sebagai beban DC gambar- 10.39.   
Untuk melihat urutan konduksi dari keenam  Thyristor  dapat dilihat dari gelombang  tiga phasa  gambar-10.40. Contoh ketika tegangan DC terbentuk dari puncak gelombang UL1L2 yang konduksi Thyristor Q1+Q6, berikutnya pada puncak tegangan –UL3L1 yang konduksi Thyristor Q1+Q2 dan seterusnya. Apa yang terjadi jika salah satu dari keenam Thyristor  tersebut mati (misalnya Q1) tidak bekerja, dan apa yang terjadi ketika Thyristor Q1 dan Q3 tidak bekerja? Berikan jawabannya dengan melihat gelombang sinusoida di bawah ini.  
Persamaan tegangan pada beban resistif, pengaturan sudut α dari 0° sampai 150°
.   

Udα =Udo. cos α 
Udo = 1,35 . U 

Udα Tegangan searah terkendali 
Udo  Tegangan DC Diode 
U  Tegangan efektif 
α Sudut penyalaan gate 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »