Tiga golongan yang melalaikan Wahyu

Namun amat disayangkan bahwa dewasa ini umat Islam mayoritas tidak mengenal kitabullah sebagaimana para pendahulu mereka dari kalangan Salafus Saleh mengenalnya, Mereka juga tidak mengimani kandungan Alquran sebagaimana generasi awal itu mengimaninya. Itulah masalah utama umat sekarang ini, Pada hari ini digambarkan oleh Alquran dalam firman Allah berikut ini:

Dan (ingatlah) hari ketika itu orang yang zalim menggigit 2 tangannya, Seraya berkata: "Aduhai kiranya dulu aku mengambil Jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku menjadikan Alquran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".
(Al-furqon: 27-30)

Menurut Imam Ibnu Taymiyah, "mahjuro" (sesuatu yang tidak diancuhkan) dalam ayat di atas adalah: 1) Orang yang tidak membaca al-quran.
2) Orang yang membaca al-quran tapi dia tidak mentadabburkan (merenungkan atau mempelajari isi kandungannya).
3) Orang yang membaca al-quran, mentadabburkan, namun tidak mengimaninya.

Kelompok pertama adalah orang yang paling buruk keadaannya karena tidak mengambil manfaat sedikitpun dari Wahyu Allah ini. Mereka boleh jadi menggunakan pedoman hidup ini yang yang mungkin sekali bertentangan dengan isi kitabullah.

Mereka ini orang-orang yang tidak menjadikan Al-Islam sebagai Dien dalam artian yang menyeluruh untuk menata kehidupan mereka. Setidak-tidaknya mereka menjadikan adat kebiasaan yang diterima dari lingkungan hidupnya atau nenek moyangnya sebagai pedoman hidup, Orang-orang seperti ini jelas telah menyia-nyiakan bimbingan dan tuntunan Allah Ta'ala. Dia menolak kasih sayang Allah yang berasal dari tuntunan hidup yang benar dan membawa pada keselamatan dunia dan akhirat.

Ibarat orang yang diberi kendaraan perumpamaan untuk dunia namun tidak dijalankan dengan manual atau pedoman pemakaian dari kendaraan itu. Akibatnya Dia akan merusak dan menghancurkannya, Perhatikan peringatan Allah kepada orang-orang kafir dan munafik dalam ayat berikut ini:

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah ini. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim"
(Aljum'ah 5)

Kelompok kedua adalah mereka yang mau membaca al-quran namun sebatas membaca tanpa mau mempelajari isi kandungannya. Bagi mereka Membaca saja sudah cukup. Mungkin saja mereka berusaha baca sebagus mungkin dengan tajwid ataupun menghiasi dengan suara-suara mereka. Namun mereka tidak pernah menyentuh Tafsir dan kandungannya, bahkan untuk mempelajari artinya pun mereka enggan.

Terjemahan Alquran tidak pernah dibacanya... Bagi mereka mengerti isi Al-quran hanya tugas para ulama atau kalangan tertentu dari kaum muslimin. Anggapan itu berasal dari keengganannya untuk belajar atau mengaji dengan orang-orang yang memahami isi kitabullah. 

Al-quran turun dalam bahasa Arab, bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW pada zamannya para ulama mempelajarinya dan mengupayakan berbagai cara agar umat memahami isinya. Namun masih banyak kaum muslimin yang tidak memanfaatkan karya mereka. Buku-buku yang membantu menjelaskan isi Kitabbullah secara langsung atau tidak langsung cukup banyak namun siapa yang mau membacanya? Al-quran sendiri memberi jaminan kemudahan bagi siapa saja dari umat ini yang mau mempelajarinya... Firman Allah dalam Al-quran yang sampai diulang 3 kali dalam satu surat adalah:

"Maka sesungguhnya Al-quran kami jadikan mudah untuk pelajaran, maka siapakah yang mau mengambil pelajaran?". 
(54. Al-Qomar : 17, 22, 40)

Kata-kata Allah yang sangat penting dan mulia ini terhimpun dalam suatu Kitab (musaf) yang kandungan isi Sama persis dengan kata-kata atau kalimat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Kitab ini Allah mudahkan untuk dipelajari. Sekarang sudah ada versi digital. rekaman bacaannya juga tersedia dengan suara sangat bagus Dai, Qori-qori yang ahli dalam bacanya. Kita dapat mendengar bacaan Alquran dari MP3 player yang bentuknya sangat kecil sehingga praktis dibawa kemana-mana. Namun untuk memahami kandungannya tetap diperlukan tafsir, pengkajian isi Al-quran dan buku-buku yang menunjang pemahaman terhadap Kitabullah tersebut.

Sekelompok ketiga tergolong orang yang lalai juga adalah mereka yang membaca Al-quran dan mengkaji kandungannya tetapi tidak mengamalkannya. Al-quran diturunkan Allah untuk menjadi pedoman, aturan yang wajib diamalkan, diwujudkan dalam kehidupan yang real. Amal itulah yang Allah jadikan ukuran untuk menilai manusia, sebagaimana firman Allah berikut ini:

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".
 (Attawbah: 105)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »