Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan
dalam motor 3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor 3 phase:
1. Sambungan Bintang/Star/Y
2. Sambungan Segitiga/Delta
1. Sambungan Star
Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu
ujung dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut
menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan ketiganya
hasilnya netral atau nol.
Nilai tegangan phase pada sambungan bintang = √3 x
tegangan antar phase
2. Sambungan Delta
Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan
kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga. Pada sambungan delta
tegangan kumparan = tegangan antar phase akan tetapi arus jaringan sebesar
√3 arus line.
Pada gambar diatas
terlihat kalau motor akan berputar ke kanan (forward) jika terminal
belitan/winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung dengan U, S
terhubung dengan V dan T terhubung dengan W. Dan motor akan berputar ke arah
sebaliknya (reverse) jika terminal winding motor menerima tegangan RST dengan R
terhubung dengan U, S terhubung dengan W dan T terhubung dengan V. Dengan kata
lain tegangan RST dibalik menjadi RTS. Membalik dengan polaritas yang lain juga
bisa, seperti R dengan S, atau R dengan T.
Untuk mengubah atau
membalik polaritas tegangan RST itu biasanya digunakan rangkaian pengendali
mekanik dan magnetik yaitu rangkaian kontaktor. Dan sebagai pengaman motor
dipasang juga pelindung motor (thermal overload). Perhatikan gambar diagram utama/daya
forward reverse berikut ini.
Rangkaian daya forward reverse. K1
ON(forward), K2 ON(reverse)
|
Gambar diatas
menunjukkan bahwa motor akan berputar ke kanan(forward), jika K1 bekerja. Saat
kontaktor 1 bekerja, tegangan RST akan masuk ke motor secara berurutan. Dan
gambar diatas juga menjelaskan kalau motor akan berputar ke kiri(reverse), jika
K2(kontaktor 2) bekerja. Saat K2 bekerja maka polaritas tegangan RST yang masuk
kemotor akan dibalik menjadi TSR.(lihat gambar diatas).dan yang terjadi adalah
motor akan berputar ke kiri.
Untuk mengatur atau
mengendalikan kedua kontaktor tersebut diperlukan rangkaian kontrol forward
reverse. Dan dibawah ini adalah diagram rangkaian kontrol forward reverse.
Perhatikan gambar berikut, dan pahami bagaimana cara kerjanya.
Tegangan kerja koil
kontaktor pada gambar rangkaian kontrol diatas adalah 220VAC. Sehingga gambar
diatas mendapatkan catu daya fasa(R) dan nol(N). Namun biasanya juga digunakan
kontaktor dengan koil kerja 380VAC, jadi harus diberi catu daya dengan tegangan
line(fasa-fasa). Tegangan line disini berarti R-S,R-T atau S-T. Pemberian
tegangan ini sebenarnya tergantung dari koil kontaktornya karena bisa juga
tegangan kerja koil itu 100V,200V dan sebagainya. Pada gambar diatas terlihat
bahwa arus listrik akan mengalir dan mengaktifkan K1 jika tombol ON1 ditekan.
Meskipun ON1 dilepas K1 akan tetap aktif, hal ini dikarenakan ada interlock
dari kontak bantu NO(K1) yang dipasang pararel dengan ON1. Sehingga arus
listrik tetap mengalir ke koil kontaktor lewat kontak bantu NO(K1) tersebut.
Saat K1 aktif hal ini berarti motor berputar ke kanan(forward). Dari gambar
diatas juga terlihat adanya kontak bantu NC(K1) yang dipasang secara seri
dengan koil K2, dan sebaliknya kontak bantu NC(K2) yang dipasang seri denga
koil K1. Kontak bantu NC disini berfungsi sebagai interlock pengaman. Misalnya,
jika ON1 ditekan dan K1 aktif (motor berputar forward), meskipun ON2 ditekan
maka arus listrik tidak akan mengalir ke koil K2, karena NC(K1) tersebut telah
membuka. Dan untuk membalik putaran(reverse), maka harus ditekan tombol OFF
terlebih dahulu, sehingga K1 off dan tombol ON2 sekarang bisa ditekan untuk
mengaktifkan koil K2. Sehingga motor bisa berputar ke kiri(reverse). Begitu
juga untuk mengembalikan putaran motor ke forward.