Lidah itu sungguh mempunyai pengaruh yang sangat besar. Melepaskan tali kendalinya lidah hanya akan menggiring menuju kebinasaan yang memilikinya…
Rasulullah sallallahu 'alaihi wa salam bersabda : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim…
Dari Mu’adz radhiallaahu ‘anhu, dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wa salam bersabda :”Dan tiadalah menelungkupkan wajah atau batang hidung manusia ke dalam api neraka melainkan hasil ulah lidahnya.” (HR At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dengan sanad shahih)
Dua Telinga, Satu Lidah, Mengapa…? Dari Abu Darda radhiyallahu 'anhu berkata: “Berlakulah adil terhadap dua telinga dari lidah, dijadikan untuk Anda dua telinga dan satu lidah supaya Anda lebih banyak mendengar dari pada berbicara." Bukankah begitu seharusnya…
Bencana lidah yang paling ringan adalah berbicara tentang sesuatu yang tidak berfaedah…
Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti –Rahimahullah Berkata :Wajib atas orang berakal untuk bersikap adil terhadap kedua telinganya dari pada mulutnya…
Hendaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya dijadikan untuknya dua telinga dan satu mulut agar supaya lebih banyak mendengar dari pada berbicara. Karena apabila dia berbicara bisa jadi dia menyesal dan apabila tidak berbicara dia tidak menyesal…
Lebih mudah baginya mencabut (menarik kembali) apa yang belum diucapkan daripada mencabut (menarik kembali) apa yang telah diucapkan. Kata-kata yang telah diucapkan akan menguasainya (menguasai orang yang telah mengucapkannya) …
Sedangkan yang belum diucapkan, maka dia-lah yang menguasainya. Sungguh mengherankan orang yang mengucapkan kata-kata yang akan membahayakannya, padahal jika tidak diucapkannya tidak akan membahayakannya. Mengapa tidak diam saja…
Berapa banyak ucapan yang menyebabkan tercabutnya nikmat!”. (Raudhatul ‘Uqalaa’ Wa Nuzhatul Fudhalaa’ karya Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti (Wafat 354 H) hlm 35)
Ustadz. Abdullah Hadromi