Penggunaan Kontaktor dengan sistem cotrol
Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system
sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi di suatu industri.
Control system ini paling utama yang diperlukan sehingga membuat kita
harus faham dan lancar dalam merencanakan rangkaian. Rangkaian control
yang umum digunakan pada industri saat ini masih menggunakan rangkaian
control yang berawal dari rangkaian manual. Adapun jenis rangkaian
control yang selalu dirancang dalam rangkaian manual adalah selalu
menggunakan peralatan – peralatan yang bersifat listrik . Rangkaian
control atau pengendali harus difahami mulai dari jenis dan dasar
komponen yang digunakan. Dalam desain rangkaian pengendali dasar atau
control system selalu menggunakan KONTAKTOR, TIMER, OVERLOAD, MCB dan
lain – lain. Komponen paling utama digunakan dalam rangkaian control
atau pengendali adalah yang dinamakan KONTAKTOR.
KONTAKTOR1. Pengertian
Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : “ Saklar yang system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / Continue “.
2. Bagian – bagian Kontaktor
3. Fungsi Kontaktor
Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan seperangkat alat control beban, seperti :
- Penerangan
- Pemanas
- Pengontrolan Motor – motor Listrik
- Pengaman Motor – motor Listrik
- NORMALLY OPEN ( NO )
- NORMALLY CLOSE ( NC )
Koil elektromagnetik dengan A1 dan A2
sebagai penghantar keluaran dari koil
elektromagnetik.
Kontak pada kondisi NORMALLY OPEN
( NO ).
Kontak pada kondisi NORMALLY CLOSE
( NC ).
Kontak ON DELAY pada kondisi NORMALLY
OPEN ( NO ).
Kontak OFF DELAY pada kondisi NORMALLY
CLOSE ( NC ).
5. Penandaan Nomor Kontak
Penandaan nomor pada kontak untuk kontaktor menurut IEC adalah : A1 , A2 = Hubungan kontak untuk SUMBER TEGANGAN pada kontaktor. 1 , 3 , 5 = Hubungan kontak untuk SUPPLY pada rangkaian utama. 2 , 4 , 6 = Hubungan kontak untuk BEBAN pada rangkaian utama.
13 & 14
23 & 24
33 & 34
63 & 64 <==>Hubungan untuk kontak – kontak Bantu pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO )
73 & 74
83 & 84
93 & 94
11 & 12
21 & 22
31 & 32
61 & 62 <===>Hubungan untuk kontak – kontak Bantu pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC )
71 & 72
81 & 82
91 & 92
THERMAL OVER LOAD ( TOL )
1. Pengertian
Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature ) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen – elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak – kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor – motor
penggerak yang berfasa tunggal ( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor – motor DC atau motor – motor AC dari ukuran kecil sampai menengah.
1. Pengertian
Komponen TOL ini bekerja berdasarkan panas ( temperature ) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen – elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak – kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. TOL ini selalu digunakan dalam merangkai rangkaian control dari suatu system terutama berhubungan dengan motor – motor
penggerak yang berfasa tunggal ( satu fasa ) ataupun berfasa tiga ( tiga fasa ). TOL ini sangat penting sekali digunakan dalam pengamanan dan perlindungan motor – motor DC atau motor – motor AC dari ukuran kecil sampai menengah.
Simbol Rangkaian :
Pada TOL tersebut memiliki perangkat yaitu, :
a) Reset MekanikFungsinya yaitu : untuk mengembalikan kedudukan kontak pada posisi semula, pengaturan batas arus trip bila terjadi beban lebih.
b) Arus Setting ( batas arus )
Fungsinya yaitu : sebagai harga arus atau batas arus pada pemanasnya atau arus yang mengalir pada kontaktor.
2. Bagian – bagian Thermal Over Load
3. Fungsi TOLDari pemasangan TOL ini berfungsi untuk mengamankan atau memberikan perlindungan dari kerusakan akibat pembebanan lebih pada motor. Penyebab dari pembebanan lebih ini antara lain :
1) Terlalu besar beban mekanik dari motor.
2) Arus start yang terlalu besar.
3) Motor berhenti secara mendadak.
4) Terjadinya hubung singkat / konsleting.
5) Hilangnya salah satu fasa dari motor tiga fasa.
4. Cara pasang
Untuk merangkai TOL ini dilakukan pemasangan dengan cara menghubungkan seri terminal – terminal elemen pemanas ke rangkaian belitan motor dengan kontak kontaktor di rangkaian control.
TIME DELAY RELAY ( TIMER )
Pengertian Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu yang sering disebut juga dengan timer.
Adapun fungsi dari Time Delay Relay ini untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu yang bekerja secara otomatis, misalnya untuk rangkaian control hubungan Ү – Δ secara otomatis, hubungan control secara berurutan dan lain – lain. Timer tunggal / berdiri sendiri dapat disimbolkan sebagai berikut :
Tetapi pada penggunaan Timer dalam rangkaian control ada juga berbeda pengunaan, sehingga ada beberapa jenis Timer yang dapat dihubungkan langsung dengan kontaktor yaitu :
1. ON DELAY
On Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika kontaktor bekerja ( ON ) maka Timer juga bekerja ( ON ).
Simbol Rangkaian :
2. OFF DELAY
Off Delay adalah suatu Timer yang dihubungkan secara langsung ke
kontaktor ( jadi satu dengan Kontaktor ) yang akan berfungsi jika
kontaktor bekerja ( ON ) dan Timer tidak bekerja ( OFF ).
Simbol Rangkaian :
bentuk fisik timer
PUSH BOTTOM ( TOMBOL TEKAN )
Pengertian Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang sering digunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi sama dengan saklar – saklar lainnya pada umumnya, tetapi memiliki perbedaan dalam penguncian.
Pengertian Push Bottom merupakan suatu bentuk saklar yang sering digunakan dalam suatu rangkaian control dan mempunyai fungsi sama dengan saklar – saklar lainnya pada umumnya, tetapi memiliki perbedaan dalam penguncian.
1. Push Bottom Normally Open ( NO ) dengan fungsi jika ditekan bekerja ( ON ), apabila dilepas akan kembali semula ( OFF ).
Simbol Rangkaian :
2. Push Bottom Normally Close ( NC ) dengan fungsi jika ditekan tidak bekerja ( OFF ), apabila dilepas menjadi bekerja ( ON ).
Simbol Rangkaian :
3. Push Bottom mengunci, berfungsi jika ditekan bekerja ( ON ) dan
apabila dilepas tetap bekerja ( ON ), tetapi jika ditekan untuk kedua
kalinya maka akan tidak bekerja ( OFF ).
Simbol Rangkaian :
MINI CIRCUIT BREAKER (MCB)
Pengertian MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian
control. Pada MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari
daya yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada system
tersebut melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi trip (jawa “
njeglek”) pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan
rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung
singkat)(konsleting) maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat
tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung
langsung dengan penghantar/kabel netral/nol dan juga ground/pentanahan.
Dalam melakukan pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman
rangkaian control dengan menggunakan MCB jenis 1 fasa. Tetapi pengaman
untuk beban yang digerakkan oleh rangkaian control tersebut dapat
menggunakan MCB jenis 3 fasa, sehingga dalam suatu panel yang digunakan
untuk mengontrol suatu system minimal terdapat 2 MCB yaitu 1 buah MCB
jenis 1 fasa dan 1 buah MCB 3 fasa.
Bentuk fisik MCB |